MILAN — Hingga pekan ke-18 Serie-A 2012-2013, AC Milan duduk di peringkat ketujuh dengan nilai 27, atau kalah delapan angka dari Fiorentina, di peringkat ketiga. Legenda AC Milan, Paolo Maldini, menilai mantan timnya kesulitan bersaing di papan atas klasemen karena keputusan yang diambil tak dipertimbangkan dengan matang.
"Aku beruntung bersama Milan selama 25 tahun. Ketika aku datang, aku melihat fondasi yang sangat kuat untuk membangun sebuah klub besar. Presiden Silvio Berlusconi datang dan mengajarkan kami untuk memikirkan hal-hal besar, dan tentu saja karena investasinya. Arrigo Sacchi datang dan kami memiliki mental sehingga kami menjadi simbol sebuah gaya sepak bola," ulas Maldini.
"Itu sesuatu yang magis. Perlahan, sentuhan magis itu hilang dan Milan berubah menjadi klub yang betul-betul biasa. Itu karena Milan berhenti menyampaikan pesan itu dan mereka yang menciptakan sejarah klub berhenti menyampaikan pengetahuan mereka kepada generasi berikut. Saat ini, tak ada seorang pun yang menciptakan sejarah ada di Milan, kecuali mereka yang ada di posisi tidak vital."
"Lihatlah Bayern Muenchen dan Real Madrid, yang memiliki direktur seperti Franz Beckenbauer, Uli Hoeness, Karl-Heinz Rummenigge, Emilio Butragueno, Ricardo Gallego, dan Jorge Valdano. Sentuhan magis masih ada dan disampaikan oleh mereka yang mengalaminya dan bahkan menciptakannya. Milan memiliki sentuhan magis itu selama 25 tahun, tetapi kemudian kehilangan itu."
"Sulit mengevaluasi rencana Milan saat ini, karena selama musim panas, mereka melepas 12 pemain yang memiliki karakter luar biasa dan masih tidak menyadari kemungkinan akan mengalami kesulitan pada awal musim. Sejujurnya, saya tak bisa melihat apa rencana mereka."
"Saya akan ungkapkan bahwa Leonardo menginginkan saya ada di Milanello, sekalipun hanya untuk berdiri dan ada di sana. Saya mengatakan bahwa tak mungkin saya kembali tanpa mendapatkan sebuah posisi. Adriano Galliani mengatakan kepada saya dan Leo bahwa seorang direktur olahraga tak lagi diperlukan di dunia sepak bola, tetapi menurut saya, ada kebutuhan mendesak untuk memiliki direktur olahraga."
"Tahun lalu, Max Allegri menghubungi saya dan mengatakan bahwa ia perlu seseorang untuk memperhatikannya, untuk mengatakan apakah ia melakukan sesuatu yang salah secara taktik atau dalam menghadapi skuad. Ia perlu seseorang yang berkarakter untuk bicara kepada pemain-pemain penting dengan sikap otoritatif. Menurutnya, karena pengalaman saya, saya bisa melakukan tugas itu."
"Saya juga ingin menghapus mitos bahwa saya adalah anggota keluarga Milan. Mereka tak menginginkan saya di sini. Saya merasa kecewa, bukan hanya untuk saya, tetapi untuk segala yang kami ciptakan bersama dan sekarang hancur. Ini juga dirasakan mantan rekan-rekan tim saya. Saya hanya ingin mengembalikan sentuhan magis ke Milan."
"Saya meraih lebih banyak trofi dengan klub ini dan bermain lebih banyak dibandingkan orang lain. Namun, saya merasa Milan telah memberi lebih banyak kepada saya. Saya merasa berutang budi kepada Milan," tuturnya.
Maldini juga mengungkapkan, selama bermain untuk Milan, ia mendapatkan sejumlah tawaran bermain dari klub lain.
"Juventus menginginkan saya, sementara Gianluca Vialli menginginkan saya di Chelsea pada 1996. Namun, saya memilih tetap bersama Milan untuk bangkit setelah musim yang buruk. Itu adalah pilihan yang tepat. Arsenal mengajukan penawaran yang secara ekonomis bagus dan ada juga tawaran dari Sir Alex Ferguson di Manchester United," aku Maldini.
"Sejujurnya, sebagian besar tawaran itu datang bersamaan saat Milan mengalami musim yang buruk. Tawaran-tawaran itu mungkin akan lebih mudah untuk diterima, tetapi mereka yang menjadi inti tim ini memikul tanggung jawab dan memilih untuk bertahan sampai kami bisa membalikkan keadaan," tambahnya.
Sumber :
Football Italia