Keputusan tersebut memang mengundang banyak pertanyaan. Di Matteo datang pada Maret 2012 lalu untuk menempati posisi Andre Villas-Boas. Meski tak punya pengalaman menangani klub besar, Di Matteo mau menerima tantangan tersebut karena ia memang mencintai Chelsea.
Hasilnya? Setelah sempat terseok-seok di bawah arahan Villas-Boas, Chelsea dibawah Di Matteo sukses merengkuh gelar FA Cup dan trofi Liga Champions, trofi yang sangat diidamkan Abramovich, setelah mengalahkan Bayern Muenchen di laga final lewat drama adu penalti.
Musim ini pun, performa Chelsea juga tak buruk-buruk amat. Mereka masih bersaing dengan Manchester United dan Manchester City dalam perburuan gelar Premier League. Di Capital One Cup 2012, The Blues juga melaju ke babak berikutnya setelah mengandaskan perlawanan The Red Devils dengan skor 5-4.
Satu-satunya dosa Di Matteo mungkin adalah pencapaian Chelsea di Liga Champions musim ini. Kekalahan telak dari Si Nyonya Tua tersebut memberatkan langkah Chelsea untuk melaju ke fase berikutnya. Mereka harus bersaing keras dengan Juventus untuk menemani Shakhtar Donetsk ke babak knock-out.
Apa yang dialami Di Matteo membuat manajer Newcastle United, Alan Pardew, bersuara keras. Pardew seakan menyebut Abramovich seperti tak menghargai dua trofi yang telah dipersembahkan Di Matteo pada klubnya itu.
“Saya sungguh terkejut dengan kabar ini. Ia (Di Matteo) saya rasa tidak melakukan kesalahan. Ia berniat mengubah wajah tim. Namun semua harus tahu bahwa itu semua tidak bisa dilakukan dalam sekejap,” tutur Pardew.Well, palu memang telah diketuk oleh sang bos. Sebuah ketukan yang hanya membuat Di Matteo hanya bisa bertahan 262 hari bersama klub yang ia cintai.
“Ia mampu memenangi dua piala dalam kurun kurang dari setahun ini. Bagi saya itu merupakan hal yang luar biasa.”
0 komentar:
Posting Komentar